Sponsor

Rabu, 22 Januari 2014

Jangan Diam Mahasiswa

Foto: Ilustrasi
Oleh: Sujaka Fajar*

“Hidup Mahasiswa”, kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Kata-kata yang sering diteriakkan sebagai kaum intelek muda. Jargon yang apabila diteriakkan dapat membuat semangat mahasiswa menggebu-gebu. Tapi apakah kata-kata tersebut masih memiliki efek yang sama ?

“Hidup Mahasiswa” memliki makna yang fundamental. Kata “Hidup” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti masih terus ada, bergerak, bekerja semestinya. Ketika dijadikan dalam satu susunan kata, kata hidup ini menjelaskan kata berikutnya yang digabungkan dalam satu frase. Ketika dihubungkan dalam frase, berarti frase ini mendeskripsikan suatu gerakan, bekerja semestinya dan membuat sesuatu menjadi hidup. Lalu, sesuatu apa yang kemudian dijadikan hidup, bekerja semestinya, dan untuk selalu ada ? kata pelengkap berikutnya, "Mahasiswa".

Mahasiswa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang belajar di  perguruan tinggi. Di depan kata “siswa” ada kata “maha” yang identik digunakan dengan sesuatu yang berhubungan dengan tuhan (e.g Maha Pengasih, Maha Penyayang). Dalam bahasa Inggris mahasiswa disebut Student atau College Student dan dalam bahasa Arab adalah Thulabiy yang artinya sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau Akbarutthalabiy untuk mengganti kata mahasiswa.

Hanya Indonesia yang mengagungkan pelajar perguruana tinggi. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan presiden pertama kita Soekarno pernah berkata dalam pidatonya bahwa dengan 10 pemuda kita dapat menggetarkan dunia.

Banyak gerakan yang dipelopori oleh pemuda, pada mei 1998 misalnya. Kala itu mahasiswa berhasil meruntuhkan rezim yang telah lama menguasai pemerintahan. Saat itulah mahasiswa meneriakkan dengan bangga dan lantang “Hidup Mahasiswa”.


Namun, mahasiswa saat ini bertolak belakang dengan mahasiswa pada jaman orde baru. Saat ini mahasiswa terlalu sibuk untuk memamerkan kekayaan orang tuanya. Mahasiswa saat ini terlalu sibuk untuk meng-upgrade gadgetnya. Almamater yang merupakan lambang perjuangan kini hanya menjadi atribut saat UTS dan UAS. Mahasiswa saat ini lupa akan gelar yang mereka sandang. Mahasiswa yang dulu ditakuti pemerintah kini hanya dipandang sebelah mata. Aksi demonstrasi menuntut keadilan dianggap sebagai setitik debu yang hilang dengan satu tiupan.


Dimulai dari mahasiswa FISIP UNSERA, marilah kita bangkitkan kembali harimau yang lapar akan keadilan, marilah kita kembalikan kejayaan mahasiswa seperti sedia kala, marilah kita teriakkan kembali dengan lantang dan bangga “Hidup Mahasiswa” !!!.

*Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester V yang tidak lain saat ini menjabat sebagai ketua BEM FISIP Unsera

0 komentar:

Posting Komentar