![]() |
| Foto: Ilustrasi |
Oleh: Sujaka Fajar*
“Hidup
Mahasiswa”, kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Kata-kata yang sering
diteriakkan sebagai kaum intelek muda. Jargon yang apabila diteriakkan dapat
membuat semangat mahasiswa menggebu-gebu. Tapi apakah kata-kata tersebut masih
memiliki efek yang sama ?
“Hidup
Mahasiswa” memliki makna yang fundamental. Kata “Hidup” dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti masih terus ada, bergerak, bekerja semestinya. Ketika
dijadikan dalam satu susunan kata, kata hidup ini menjelaskan kata berikutnya
yang digabungkan dalam satu frase. Ketika dihubungkan dalam frase, berarti
frase ini mendeskripsikan suatu gerakan, bekerja semestinya dan membuat sesuatu
menjadi hidup. Lalu, sesuatu apa yang kemudian dijadikan hidup, bekerja
semestinya, dan untuk selalu ada ? kata pelengkap berikutnya, "Mahasiswa".
Mahasiswa,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Di depan kata “siswa” ada
kata “maha” yang identik digunakan dengan sesuatu yang berhubungan dengan tuhan
(e.g Maha Pengasih, Maha Penyayang). Dalam bahasa Inggris mahasiswa disebut Student atau College Student dan dalam bahasa Arab adalah Thulabiy yang artinya sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan
terminologi Great Student atau Akbarutthalabiy untuk mengganti kata
mahasiswa.
Hanya
Indonesia yang mengagungkan pelajar perguruana tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan presiden pertama kita
Soekarno pernah berkata dalam pidatonya bahwa dengan 10 pemuda kita dapat
menggetarkan dunia.
Banyak
gerakan yang dipelopori oleh pemuda, pada mei 1998 misalnya. Kala itu mahasiswa
berhasil meruntuhkan rezim yang telah lama menguasai pemerintahan. Saat itulah
mahasiswa meneriakkan dengan bangga dan lantang “Hidup Mahasiswa”.
Namun,
mahasiswa saat ini bertolak belakang dengan mahasiswa pada jaman orde baru.
Saat ini mahasiswa terlalu sibuk untuk memamerkan kekayaan orang tuanya.
Mahasiswa saat ini terlalu sibuk untuk meng-upgrade
gadgetnya. Almamater yang merupakan lambang perjuangan kini hanya menjadi
atribut saat UTS dan UAS. Mahasiswa saat ini lupa akan gelar yang mereka
sandang. Mahasiswa yang dulu ditakuti pemerintah kini hanya dipandang sebelah
mata. Aksi demonstrasi menuntut keadilan dianggap sebagai setitik debu yang
hilang dengan satu tiupan.
Dimulai
dari mahasiswa FISIP UNSERA, marilah kita bangkitkan kembali harimau yang lapar
akan keadilan, marilah kita kembalikan kejayaan mahasiswa seperti sedia kala,
marilah kita teriakkan kembali dengan lantang dan bangga “Hidup Mahasiswa” !!!.
*Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester V yang tidak lain saat ini menjabat sebagai ketua BEM FISIP Unsera










0 komentar:
Posting Komentar