22 Desember adalah hari peringatan dan perayaan untuk mengapresiasi bagaimana peran seorang ibu dalam keluarga. Peran ini tak hanya sebatas pada anak, suami, namun juga di lingkungan sekitar. Ada sebuah tradisi yang biasanya dilakukan di Hari Ibu. Dalam sebuah nyanyian sering kita dengar:
“Kasih Ibu Kepada Beta,
Tak Terhingga Sepanjang Masa,
Hanya memberi Tak harap Kembali,
Bagai Sang Surya menyinari Dunia”
Mengingat jasa ibu kita yang telah mengandung, melahirkan, merawat serta mendidik kita dari kecil hingga saat ini kita duduk dibangku perguruan tinggi, bukan persoalan waktu yang sebentar saat ibu mengandung kita, bukan perkara yang mudah saat ia melahirkan kita, bukan pula perkara yang kecil saat ia merawat dan mendidk kita.
Malu rasanya ketika kita belum bisa berbuat apa- apa untuk membahagiakan ‘malaikat nyata’ tersebut. Berapa banyak anak yang kurang beruntung ketika kehilangan ibunya saat masih bayi? Kita seharusnya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat senyum dan tawanya. Sungguh pahlawan yang tanpa tanda jasa yang selalu memberikan hal terbaik untuk buah hatinya.
Sudah saatnya bagi kita sebagai kaum intelektual untuk membalas jasa mereka, bukan lagi mencacimaki dan menuntut ini itu kepada merea.
Mari sayangi mereka melebihi sayang kita terhadap pujaan hati kita. Kecup keningnya ketika kita hendak berpergian, minta do’a restunya untuk kesuksesan kita, sisipkan do’a untuk kesejahteraan dan keselamatan disetiap langkahnya
Ibu, Terimakasih atas kasih sayang yang telah kau berikan, yang tak pernah usai dimakan waktu, tulus cinta mu takkan mampu untuk terbalaskan.
Ibu, semoga tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu, putih kasihmu akan abadi dalam hidupku
Berikut puisi Ibu karya Chairil Anwar, yang sangat pas bila diberikan atau dibacakan ke sosok ibu kita tercinta di momen spesial Hari Ibu, tanggal 22 Desember 2013 yang kebetulan jatuh pada esok hari.
“Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai”
“Ibu,
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah”
“Ibu,
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan”
“Namun,
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu”
“Ibu,
Aku sayang padamu
Tuhanku
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya”
SELAMAT HARI IBU
TTD
KBM FISIP UNSERA
TTD
KBM FISIP UNSERA










0 komentar:
Posting Komentar